Harga tensimeter aneroid relatif lebih murah dibanding air raksa ataupun digital, lho!
Oiya, di bawah ini ana bagikan sedikit informasi tentang Cara Mengukur Tekanan Darah dengan menggunakan 2 alat seperti yang terlihat di gambar, semoga saja berguna bagi antum.
Cara Mengukur Tekanan Darah
- Pasang (lilitkan) manset tensimeter pada lengan atas di atas
siku. Batas bagian bawah manset sekitar 2-3 cm dari lipatan siku. Boleh
di lengan kiri atau kanan. Pemasangan manset pada bagian ini karena di
sinilah letak pembuluh darah yang bernama Arteri Brachialis, yaitu
pembuluh darah yang berasal langsung dari jantung. Letak pembuluh ini
persis berada di bawah kulit di lipat siku (batas lengan bawah). Fungsi
manset adalah untuk menekan pembuluh darah arteri tersebut. Perhatikan
tanda panah yang bertuliskan "Artery" pada manset dan pastikan bagian
itu antum letakkan tepat di tempat yang dimaksud. (Lihat Gambar)
- Manset tensimeter harus sejajar atau setinggi jantung. Orang yang
diperiksa lebih baik dalam kondisi berbaring atau duduk. Kondisinya
harus santai/rileks, tangan tidak boleh tegang.
- Pasang stetoskop di telinga antum, tempelkan bagian yang pipih-bulat
di sebelah bawah lilitan manset pada lipatan siku tempat dimana Arteri
Brachialis berada.
- Putar ke kanan (searah jarum jam) katup pengatur udara yang ada pada
pompa karet manset untuk menutupnya, agar saat antum memompa manset
nanti tidak ada udara yang bocor keluar.
- Remas-remas pompa karet agar udara masuk ke dalam manset sampai
jarum aneroid menunjukkan tekanan 140 mmHg. Kenapa 140 mmHg? Yah, karena
fungsi manset tensimeter adalah untuk menekan Arteri Brachialis agar
aliran darah pada arteri tersebut terhenti pada tekanan tertentu. Dan
untuk tekanan sistole yang normal pada orang dewasa adalah 120 mmHg.
Maka pada tekanan 140 mmHG tekanan darah akan terhenti. Dari sinilah
pengambilan nilai 140 mmHg didasarkan.
- Dengarkan suara yang muncul dari stetoskop yang telah terpasang di
telinga antum. Jika pada tekanan 140 mmHg masih terdengar suara
pulsasi/denyut arteri (suaranya ...duk...duk...duk...duk..., seperti
ketukan jari di atas meja), berarti orang yang diperiksa adalah seorang
penderita hipertensi, maka naikkan lagi tekanan dengan cara meremas
pompa karet sedikit demi sedikit hingga suara pulsasi/denyut tidak
terdengar lagi.
- Setelah itu putar ke kiri sedikit katup pengatur udara agar udara di dalam manset keluar sedikit demi sedikit dengan kecepatan 2-3 mmHg/detik, hingga aliran darah di arteri Brachialis kembali mengalir. Perhatikan dan dengarkan suara yang timbul dari stetoskop antum ketika katup manset terbuka. Ketika terdengar suara denyut arteri (...duk...duk...duk...duk...) untuk yang pertama kali, maka itulah suara yang disebut sebagai suara Korotkoff sekaligus penanda tekanan sistole. Kemudian suara denyutan itu makin lama makin keras, lalu berubah menjadi bising, lalu terdengar jelas lagi, kemudian mulai melemah dan lalu menghilang. Nah, titik di saat suara ketukan/denyut arteri menghilang itulah yang dijadikan sebagai penanda tekanan diastole.
5 Fase Dalam Penentuan Sistole dan Diastole
Fase I:
Fase dimana antum memompa manset pada nilai tertentu (140 mHg) hingga tidak terdengar lagi denyut arteri dan kemudian antum berhenti memompa, lalu mulai membuka sedikit katup udara manset yang menjadikan tekanan udara manset berkurang setahap demi setahap. Kemudian tiba-tiba pada nilai tertentu (misal: 120 mmHg) terdengar jelas suara denyut/ketukan pendek-pendek yang makin lama makin keras. Suara ini disebut suara Korotkoff dan terdengar selama tekanan mansetnya diturunkan sekitar 10-14 mmHg/detik.
Fase II:
Selama penurunan tekanan menjadi sekitar 15-20 mmHg, suara bising (murmur) akan terdengar namun kerasnya berkurang.
Fase III:
Selama penurunan 5-7 mmHg berikutnya, suara ketukan menjadi jelas kembali dan terdengar lebih keras.
Fase IV:
Selama penurunan 5-6 mmHg berikutnya, suara terdengar meredup dan melemah dengan cepat .
Fase V:
Pada fase ini suara ketukan pun menghilang.
Nah, perhatikan jarum di alat pengukur tekanan pada manset antum saat suara ketukan yang pertama kali terdengar pada Fase I. Angka yang ditunjuk oleh jarum itulah yang menjadi nilai untuk tekanan sistole.
Kemudian perhatikan jarum di alat pengukur tekanan manset antum pada saat suara ketukan menghilang pada Fase V. Angka yang ditunjuk oleh jarum itulah yang menjadi nilai untuk tekanan diastole.
Cobalah untuk melakukan pemeriksaan ini 2-3 kali, agar lebih yakin.
Sebagai catatan tambahan, sebaiknya pemeriksaan tekanan darah ini dilakukan saat pasien dalam kondisi rileks atau tidak sedang dalam kondisi bekerja secara fisik. Karena pada orang dewasa yang sedang bekerja secara fisik, tekanan diastole akan terjadi pada awal fase IV. Perlu dicatat juga bahwa tekanan diastole pada anak-anak juga terjadi pada fase IV.
Dan perlu diperhatikan juga bahwa pengukuran
tekanan darah harus akurat agar tidak menimbulkan kesalahan diagnosis.
Dan jika antum menangani penderita hipertensi atau darah tinggi, maka
kesalahan diagnosis ini akan berakibat fatal.
Wallahu'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar