Sebagian dari dunia anak adalah bermain. Anak-anak kita pada hari ini banyak disibukkan dengan permainan-permainan modern yang mereka ambil atau mereka mainkan dari handphone, tablet, atau komputer. Dengan "memencet" tombol keypad atau menggeser jari diatas layar tablet atau menggeser mouse komputer, mereka telah mendapatkan kesenangan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa permainan modern menawarkan banyak ragam permainan, dari mulai permainan sederhana, semacam mewarnai, menggambar, games papan (catur, monopoli, halma, tertris, dan lain-lain yang tentu saja dalam bentuk aplikasi atau software), ada pula games olahraga, balap, strategi offline -hingga- games srategi online. Namun di luar itu semua, mungkin ada diantara anak-anak kita yang belum pernah bermain dengan permainan-permainan dalam bentuk nyata 3 dimensi. Atau kalaupun ada di antara anak-anak kita yang bermain dengan mainan 3D, mereka akan lebih cepat bosan dibandingkan ketika mereka memainkan mainan dari perangkat lunak.
Dalam dunianya, anak bermain dengan permainan 3 dimensi sebenarnya juga mengasyikkan, apalagi jika mereka bermain bersama orang tua. Sesungguhnya anak-anak membutuhkan kedekatan dengan orang tua, dengan bermain bersama menggunakan permainan 3 dimensi, maka orang tua dapat secara langsung memberikan kasih sayangnya kepada anak, anak merasakan kehangatan dan merasa dipedulikan oleh orang tuanya. Selain itu, permainan 3 dimensi ini juga dapat berguna untuk melatih motorik dan logika anak. Dengan permainan-permaian ini otot-otot dan daya pikir anak terlatih.
Permainan seperti mobil-mobilan, lego, tetris datar atau tetris 3 dimensi, papercraft, membuat layang-layang, gasing, dan yang lainnya, merupakan contoh mainan 3 dimensi yang sering kita temui. Bermain lego misalnya, mainan ini dapat diajarkan oleh orang tua ke anak dengan membuatkan berbagai macam bentuk bangun yang kemudian orang tua meminta anak untuk mencoba membuat sendiri menurut kreasi mereka. Hal ini sebenarnya sangat menyenangkan bagi anak. Namun, karena kesibukan orang tualah sehingga mereka tidak dapat meluangkan waktunya untuk menemani anak bermain.
Saya pernah mengajak anak untuk mencoba bersama membuat maket rumah mini dari karton atau dari kardus bekas, membuat papercraft atau pepakura yang modelnya dapat di download gratis dari internet, dan permainan lainnya, yang semuanya direspon positif oleh anak.
Papercraft misalnya, permainan gunting dan tempel dengan beragam bentuk, ini sangat baik untuk melatih kekuatan jari-jari (motorik) anak, anak dapat mengukur kekuatan menggunting ketika menggunting lurus, menggunting lengkung, hal ini juga dapat melatih kreativitas mereka. Papercraft ini secara tidak langsung juga mengajarkan bagian mana yang harus diprioritaskan untuk digunting dan ditempel karena jika salah menggunting dan menempel, hasil akhirnya tidak maksimal. Jika sudah terbiasa, maka anak akan terbiasa (dapat) memilih dan memilah hal atau kegiatan apa saja yang harus ia utamakan dalam keseharian mereka. Sehingga secara tidak langsung mengajarkan anak untuk bertindak sistematis.
Selain itu, orang tua dapat pula menyediakan mainan-mainan yang sifatnya mendidik yang memiliki tingkat kesulitan bertingkat. Tentu saja masih menggunakan mainan 3 dimensi yang juga bertujuan untuk melatih motorik anak. Contohnya adalah permainan puzzle. Permainan puzzle ini beragam jenisnya, ada puzzle dari plastik, dari kayu, tali, logam atau bahan yang lain. Ada puzzle 2 dimensi ada juga puzzle 3 dimensi. Puzzle jenis ini memiliki ratusan jenis bentuk dan tingkat kesulitan yang beragam. Dengan memberikan beragam mainan puzzle ini, berarti orang tua juga memberikan kasih sayangnya, pengajaran logika, serta kreativitas kepada anak. Wallahu ta'ala a'lam.
baca selengkapnya..... »»